Sunday 26 January 2014

Materi : Iman Kepada Rasul Allah



RINGKASAN MATERI
1.       Pengertian Nabi dan Rasul
            Nabi adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah, tetapi tidak wajib menyampaikan kepada ummatnva, sedangkan rasul adalah manusia biasa yang memperoleh wahyu dari Allah SWT dan wajib menyampaikan kepada ummatnya. Jadi perbedaan antara nabi dengan rasul terletak pada wajib/tidaknya menyampaikan wahyu yang diterima kepada ummatnya.
            Beriman kepada nabi dan rasut adalah kita meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah SWT telah mengutus para utusan-Nya untuk membimbing ummatnya ke jalan yang benar agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akherat.
2.       Nama-Nama Rasul
Jumlah nabi tidak ada yang mengetahui secara pasti, kecuali hanya Allah SWT, namun yang wajib kita ketahui sebagaimana tercantum dan dikisahkan dalam al­Qur'an ada 25 orang , yaitu :
11. Yusuf a.s.
21. Zakariya a.s.
2. Idris a.s.
12. Ayyub a.s.
22. Yunus a.s.
3. Nuh a.s.
13. Syuaib a.s.
23. Yahya a.s.
4. Hud as.
14. Musa a.s.
24. Isa a.s.
5. Luth a.s.
15. Harun a.s.
25. Muhammad saw.
6. Soleh as.
16. lyas a.s.

7. Ibrahim a.s.
17. Ilyasa a.s.

8. Ismail a.s.
18. Zulkifli a.s.

9. Ishak a.s.
19. Daud a.s.

10. Yakub a. s.
20. Sulaiman a.s.

      
Di antara 25 orang rasul tersebut ada yang derajatnya dilebihkan dari yang lainnya karena keuletan dan ketabahan dalam mengemban risalahnya. Rasul-rasul yang demikian itu dinamakan Ulul Azmi, yang berjumlah 5 orang, yaitu :

No.
Nama Rasul
Mu’jizat
1.
Nuh AS
Sebuah perahu yang amat besar, menampung umat-umat beliau yang beriman dan berpasang-pasang hewan yang hidup dari banjir yang dahsyat pada waktu itu
2.
Ibrahim As
Tidak hangus dibakar oleh raja Namrud
3.
Musa As
1)    Tongkatnya bisa berubah menjadi seekor naga dan dapat membelah lautan, ketika Beliau`dan pengikutnya dikejar-kejar Fir’aun
2)    Dari kedua telapak tangan beliau keluar sinar yang terang    ( menyilaukan pandangan mata )
4.
Isa As
1)    Dapat menghidupkan orang yang sudah mati, walaupun sebentar
2)    Dapat membuat burung dari tanah liat menjadi hidup
3)    Dapat menyembuhkan penyakit kusta/kulit
5.
Muhammad SAW
1)    Keluar air dari celah-celah jari beliau untuk diminum dan berwudhu oleh kaum muslimin
2)    Dapat membelah bulan menjadi dua
3)    Isra’ Mi’raj
4)    Al-Qur’an

3.       Perbedaan Mukjizat, Irhas, Karomah dan Sihir

Mukijzat adalah keistimewaan/keajaiban/keanehan yang diberikan oleh Allah kepada seorang Rasul di luar akal sehat manusia sebagai bukti kebenaram bahwa ia benar-benar seorang utusan Allah swt. Sedangkan Irhas adalah kejaiaban yang diberikan oleh Allah kepada seseorang sebelum diangkat menjadi rasul. Karomah adalah keaiaban yang diberikan oleh Allah kepada seseorang wali (kekasih Allah) sedangkan Sihir adalah kejaiaban yang diberikan oleh Allah kepada seseorang kafir atau orang yang tidak beriman kepada Allah.  
        
4.       Sifat Wajib dan Mustahil bagi Rasul

Salah satu tanda bahwa seseorang itu diangkat menjadi rasul adalah bahwa seorang rasul itu mempunyai sifat wajib yaitu sifat yang harus dimiliki oleh rasul dan sifat mustahil yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh rasul.    
Para nabi dan rasul itu mempunyai sifat-sifat yang amat mulia, yaitu :

No.
Sifat Wajib Rasul
Sifat Mustahil Rasul
Wajib
artinya
Mustahil
Artinya
1.
Siddiq
·         Berkata benar
Kidzib
·         dusta
2.
Amanah
·         Dapat dipercaya
Khianat
·         tidak dapat dipercaya
3.
Tabligh
·         Menyampaikan wahyu
Kitman
·         menyembunyikan wahyu
4.
Fathanah
·         Cerdas
Baladah
·         bodoh

3. Tugas Nabi dan Rasul
1.       Memberi khabar gembira dan peringatan kepada ummatnva agar menjadi umat yang beriman kepada Allah SWT, sehingga memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
2.       Menjelaskan bahwa mereka diutus untuk rahmat sekalian alam
3.       Men jelaskan cara-cara mengabdi kepada Allah dan mencegah kepada kemunngkaran
4.        Menyempurnkan akhlaq yang mulya
5.       Membawa misi kebenaran

4. Fungsi beriman kepada Nabi dan Rasul
a.       Dengan beriman kepada Rasul Allah,  kita memiliki seseorang yang hendak kita teladani sebagai panutan hidup.
b.       Kita mengetaui tatacara yang benar untuk beribadah kepada Allah
c.       Kita mengetahui tentang aturan Allah mengenai cara bermasyarakat yang benar dalam berbuat kebenaran dan keadilan
d.       Kita memiliki tuntunan dan petunjuk ke jalan yang benar
e.       Kita senantiasa ditunutun untuk selalu menghargai dan menghormati hak asasi manusia sebagai makhluk ciptaan Allah 
Bisa juga dilihat dalam Bentuk Powerpoint yang merupakan tugas dari Siswa. silahkan klik disini untuk melihat

Tuesday 14 January 2014

Hasil Ulangan Harian

 Hasil Ulangan Harian
Materi : Hukum Bacaan Mad dan Waqaf



1. Nilai Ulangan Harian Kelas 8A bisa dilihat  disini  
    Tanggal : 10 Januari 2014

2. Nilai Ulangan Harian Kelas 8F bisa dilihat  disini
    Tanggal : 9 Januari 2014
3. Nilai Ulangan Harian Kelas 8B bisa dilihat disini
   Tanggal : 11 Januari 2014

Monday 6 January 2014

Hukum Bacaan Mad dan Waqaf




Pengertian mad menurut bahasa adalah panjang. Adapun di dalam ilmu tajwid, mad digunakan sebagai istilah yang berarti bacaan yang harus dibaca panjang berdasarkan syarat dan ketentuan yang tertentu. 

Huruf mad ada tiga, yaitu
1. alif     (ا) bertemu huruf yang sebelumnya berharakat fathah.
2. ya’     (ي) sukun bertemu huruf yang sebelumnya berharakat kasrah.
3. wawu (و) sukun bertemu huruf yang sebelumnya berharakat dammah.

Menurut jenisnya, hukum bacaan mad terbagi menjadi 2, yaitu mad tabi’i (mad asli) dan mad far’i (mad yang bercabang). 
Adapun untuk cabang-cabang bacaan mad terdiri dari 14 cabang.

1. Mad Tabi’i

Mad tabi’i disebut mad juga asli, yaitu memanjangkan bacaan huruf-huruf Al-Qur’an satu alif atau dua harakat. Apabila membaca Al-Qur’an satu harakat berarti pendek, maka selebihnya adalah bacaan Mad. Mad menurut aslinya adalah bacaan yang melebihi satu harakat dari bacaan yang pendek.

2. Mad Far’i

Mad Far’i adalahhuruf mad yang berubah hukum bacaannya disebabkan oleh hamzah, sukun, waqaf, tasydid atau sebab lainnya.

  1. Mad far’i yang terjadi dengan sebab hamzah ( ء ), yaitu mad wajib muttasil, mad jaiz munfasil, mad badal dan mad silah tawilah.
  2. Mad far’i  yang terjadi dengan sebab sukun (ـــــْـــ), yaitu mad lazim harfi musabba’ mukhaffaf, mad lazim harfi mukhaffaf, dan mad lazim harfi kilmi mukhaffaf.
  3. Mad far’i yang terjadi dengan sebab waqaf, yaitu mad arid lis-sukun, mad iwad, dan mad layyin
  4. Mad far’i yang terjadi dengan sebab tasydid ( ـــّــ ), yaitu mad lazim harfi musabba’ musaqqal, mad lazim kilmi musaqqal, mad tamkin, dan mad farqi
  5. Mad far’i yang terjadi dengan sebab lain yang berfungsi untuk membedakan bacaan yang harus dibaca panjang atau pendek, yaitu mad silah qasirah. Panjangnya 2 sampai 6 harakat. 


Mad terbagi menjadi dua, yaitu mad Tabi'i (Asli) dan mad Far'i (bercabang/ modifikasi : pen). Penjelasan tentang Mad Tabi'ie telah dimuat dalam posting sebelumnya. Sekarang adalah penjelasan tentang pembagian Mad-mad  yang termasuk ke dalam mad far’i. Mad far'ie (bercabang) terbagi menjadi 
1. Mad Wajib Muttasil
Mad wajib muttasil terjadi apabila ada Mad Thobi'i yang bertemu bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata. Panjang bacaannya antara lima - enam harakat.
2. Mad Jaiz Munfasil

Mad jaiz munfasil yaitu mad tabi’i yang bertemu dengan hamzah, tetapi tidak dalam satu kata. Panjang bacaannya adalah enam harakat seperti mad wajib muttasil, namun dapat juga disamakan dengan panjang mad tabi’i yaitu dua harakat. Jadi panjang bacaan untuk mad jaiz munfasil adalah 2 - 5 harakat.

3. Mad Layin
Apabila ada salah satu huruf Al-Qur’an berharakat fathah bertemu dengan huruf wawu sukun atau ya’ sukun dan diwaqafkan maka disebut bacaan mad layyin. 
4. Mad Arid lis-sukun
Apabila ada mad tabi’i atau mad layyin bertemu huruf yang diwaqafkan, maka hukum bacaannya adalah mad arid lissukun. Panjang bacaannya ada tiga macam, yaitu dibaca dua harakat, empat harakat maupun enam harakat.
5. Mad Iwad
Apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat fathah tanwin ( ـــًــ ) yang dibaca waqaf (berhenti). Panjang bacaannya adalah dua harakat 

Apabila ada salah satu huruf Al-Qur’an berharakat fathah bertemu dengan huruf wawu sukun atau ya’ sukun dan diwaqafkan maka disebut bacaan mad layyin.
Untuk ta’ marbutah yang berharakat fathah tanwin (  ةً  ) jika diwaqafkan tidak dibaca sebagai mad iwad, namun dibaca ha’ mati (h).
6. Mad badal (pengganti)
Apabila ada huruf hamzah berharakat fathah, kasrah maupun dammah bertemu dengan huruf hamzah yang berharakat sukun, maka huruf hamzah yang berharakat sukun diganti dengan huruf berikut.
huruf alif, jika didahului dengan hamzah berharakat fathah.

5. Mad Lazim Musaqqal Kilmi

Apabila ada mad tabi’i yang bertemu dengan huruf hijaiyah yang bertasydid dalam satu kalimat, maka hukum bacaannya harus dipanjangkan enam harakat. 

6. Mad Lazim Musaqqal Harfi

Apabila ada surah di dalam Al-Qur’an yang pada permulaan surahnya diawali dengan huruf yang dibaca seperti nama hurufnya, karena huruf tersebut tidak berharakat. Adapun huruf-huruf tersebut adalah ن            
 ق ص ع س ل ك م yang disingkat نَقَصَ عَسَلُكُمْ        Panjang bacaannya adalah enam harakat.

7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi

Apabila ada mad badal yang diikuti dengan huruf hijaiyah berharakat sukun dalam satu kalimat, maka harus dibaca sepanjang enam harakat. Untuk mad Lazim ini di dalam Al-Qur’an hanya terdapat satu lafal yaitu pada surah Yunus ayat 51 dan 91.
8. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Apabila ada huruf-huruf di permulaan surah yang berharakat fathah panjang hukum bacaannnya adalah mad lazim mukhaffaf harfi. Huruf-huruf tersebut adalah  ه ر ح ي ط
9. Mad Silah
Mad silah terbagi menjadi dua, yaitu mad silah qasirah dan mad silah tawilah. 
a. Mad silah qasirah adalah apabila ada kata ganti (dhamir) ha’ yang didahului dengan huruf berharakat. Dhamir ha’ ini dibaca sepanjang 2 harakat.
b. Mad silah tawilah terjadi jika mad silah qasirah tersebut bertemu dengan hamzah. Panjang bacaannya boleh dua harakat maupun enam harakat.

10. Mad Tamkin
Apabila ada huruf ya’ bertasydid bertemu dengan ya’ sukun, maka bacaan madnya ditempatkan pada tasydid. Adapun panjang bacaannya adalah 2 harakat.
11. Mad Farqi
Mad farqi adalah bacaan panjang untuk membedakan bentuk pertanyaan. Hamzah berharakat fathah yang dibaca panjang menandakan bahwa itu adalah bentuk pertanyaan. Di dalam Al-Qur’an hanya ada pada empat ayat, yaitu Al-An’am [6]: 143 - 144, Yunus [10]: 59, dan An-Naml [27]: 59.


Translate